MAKALAH DASAR MANAJEMEN
Di ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah dasar – dasar manajemen
Penyusun:
Graha perkasa
2402711080
Fakultas ilmu komunikasi –
UNIVERSITAS GARUT
2011-2012
JL.Raya Samarang No.52 A Hampor
Tarogong Garut
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Dasar-dasar
manajemen, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Thomas Jefferson lahir di Shadwell, Gloochland (sekarang Albemarle),
Virginia, AS pada 13 April 1743. Anak dari Peter dan Jane Randoph Jefferson,
pasangan keluarga berada. Ayahnya, Peter, meninggal pada saat ia berumur 14
tahun dan mewarisinya tanah seluas 2,750 acre dan sejumlah budak belian.
Jefferson belajar di perguruan tinggi William dan Mary selama dua tahun, tetapi
entah mengapa keluar begitu saja sebelum dapat gelar apa pun. Sesudah itu dia
pelajari ilmu hukum selama beberapa tahun dan tahun 1767 dia ditempatkan di
badan pengadilan Virginia.
Tujuh tahun lamanya Jefferson mempraktekkan kebiasaan hukumnya seraya
bergelimang di bidang pertanian. Bersamaan dengan itu dia juga jadi anggota
"Burges", dewan perwakilan Virginia.
Esai penting pertama Jefferson A Summary View of Rights of British America,
tentang pandangan selintas kilas ihwal hak-hak Amerikanya Inggris. Esai itu
ditulisnya tahun 1774. Tahun berikutnya dia dipilih jadi anggota delegasi
Virginia untuk hadiri Kongres Kontinental kedua, dan tahun 1776 mulailah ia
membuat corat-coret rancangan Deklarasi
Kemerdekaan.
Di penghujung tahun itu pula dia kembali ke dewan perwakilan Virginia dan main
perananlah dia di situ dalam hal pelbagai keputusan penting yang menyangkut
perobahan-perobahan masalah besar. Dua dari usul-usulnya adalah Statute of
Virginia for Religion Freedom dan Bill for More General Diffusion of Knowledge.
Yang pertama menyangkut perundangan perihal kebebasan beragama di Virginia dan
yang kedua menyangkut perundangan tentang penyebaran ilmu pengetahuan secara
umum. Yang kedua ini jelas berkaitan dengan keperluan pendidikan masyarakat.
Usul-usul
Jefferson perihal pendidikan antara lain: pemberian pendidikan dasar kepada
semua orang; pendirian sebuah universitas pemerintah buat mereka yang berbakat
layak mendapat pendidikan tinggi; adanya sistem beasiswa. Rencana pendidikan
Jefferson ini tidak diterima oleh negara bagian Virginia saat itu, kendati
rencana serupa belakangan dilaksanakan oleh lain-lain negara tanpa kecuali.
Perundang-undangan menyangkut kemerdekaan beragama sungguh mengesankan bahkan
mengagumkan karena didalamnya terkandung toleransi agama dan sekaligus
ketegasan adanya pemisahan antara agama dan negara. (Sebelumnya, Gereja
Anglikan merupakan agama resmi di Virginia). Memang ada penentangan terhadap
usul Jefferson ini tetapi ujung-ujungnya disetujui juga oleh dewan perwakilan
Virginia (1786). Gagasan serupa juga segera disetujui dalam UU tentang hak-hak
asasi oleh lain-lain negara bagian, dan akhirnya disetujui pula dalam UUD
Amerika Serikat sendiri.
Jefferson
jadi Gubernur Virginia dari tahun 1779 sampai 1781. Lantas dia
"pensiun" dari kehidupan politik. Selama masa ngaso ini dia menulis
satu-satunya bukunya Notes on the State of Virginia, ihwal negara bagian
Virginia. Buku ini antara lain memuat sikap Jefferson yang tegas dan
erang-benderang tentang anti perbudakannya. Tahun 1782 isteri Jefferson tutup
usia sesudah kawin sepuluh tahun dan beranak enam. Walaupun si duda Jefferson
masih cukup muda, tetapi dia tidak kawin lagi sesudah itu.
Kemudian
dia lekas-lekas berhenti dari ngasonya dan menceburkan diri dalam Kongres. Di
situ usulnya tentang hal-ihwal pembagian mata uang dari sudut berat maupun
ukurannya (ini terjadi sebelum adanya rencana sistem ukuran metrik, yaitu
panjang dinilai dengan meter, berat dinilai dengan gram, isi dinilai dengan
liter dan sebagainya) ditolak. Dia juga mengajukan usul pelarangan perbudakan
di seluruh negara bagian, tetapi usul ini tertolak hanya karena selisih satu
suara!
Tahun 1784 Jefferson mengunjungi Perancis dalam sebuah misi diplomatik. Begitu
sampai di sana begitu dia gantikan Benjamin Franklin jadi Duta Besar Amerika
untuk Perancis. Lima tahun lamanya dia menetap di Perancis, karuan saja dia
absen dari kegiatan politik dalam negeri Amerika Serikat termasuk tatkala
konstitusi disusun dan disahkan. Jefferson menyambut baik pengesahan konstitusi
itu, dan seperti para pemuka lainnya, dia yakin seyakin-yakinnya undang-undang
yang menjamin hak asasi harus dicantumkan didalam konstitusi.
Jefferson
kembali ke negerinya di penghujung tahun 1789 dan segera ditunjuk menduduki
korsi Menteri Luar Negeri. Di forum kabinet berkembang perbedaan sengit antara
Jefferson dengan Menteri Keuangan Alexander Hamilton. Mereka berbeda faham
tentang pandangan politik. Dalam skala nasional pendukung politik Hamilton
bergabung membentuk Partai Federal, sedangkan pendukung politik Jefferson
bergabung membentuk Partai Republik-Demokratis yang kemudian berkembang menjadi
Partai Demokrat yang kita kenal sekarang. Tahun 1796
Jefferson jadi calon Presiden tetapi orang kedua sesudah John Adams. Di bawah
ketentuan-ketentuan konstitusi yang berlaku saat itu, dengan sendirinya dia
hanya menduduki Wakil Presiden. Baru pada tahun 1800 dia maju lagi dan
menanglah dia jadi Presiden mengalahkan John Adams. Selaku Presiden, Jefferson
moderat berbuat baik-baik saja terhadap bekas lawan-lawan politiknya, dan
dengan demikian menanamkan tradisi politik yang membudaya buat Amerika Serikat
di masa-masa berikutnya. Puncak dari puncak peninggalan abadi yang diberikannya
selama dalam masa jabatan presiden adalah langkah pembelian Louisiana, yang
berakibat membuat wilayah Amerika Serikat hampir dobel luasnya. Pembelian
Louisiana mungkin merupakan perpindahan pemilikan daerah terbesar secara damai
sepanjang sejarah. Ini pada gilirannya membuat Amerika Serikat sebuah negara
besar dan kuat di dunia, walhasil punya arti penting berjangka jauh. Andaikata
Jefferson seorang yang bertanggung jawab atas ihwal pembelian Louisiana itu,
bisa jadi saya tempatkan dia lebih atas dalam urutan daftar sekarang. Tetapi,
saya percaya, pemimpin Perancis Napoleon Banaparte, dalam pengambilan langkah
dan keputusan yang ruwet menjual daerah kepada Amerika Serikat adalah orang
yang paling pegang peranan. Bukannya Jefferson. Kalau toh ada orang Amerika
yang punya peranan besar dalam transaksi penjualan ini, itu pun bukannya
Jefferson, karena Jefferson tidak pernah punya angan-angan melakukan pembelian
tanah begitu luas. Yang-paling mendekati adalah perutusan Amerika Serikat di
Paris, Robert Livingstone dan James Monroe yang begitu mencium kesempatan bagus
dan menguntungkan untuk melakukan perundingan jual-beli, dia melesat melewati
instruksi-instruksi diplomatik yang ada padanya dan terjun dalam persetujuan
jual-beli. (Adalah menarik bahwa pada catatan yang dipasang pada batu nisan,
Jefferson tidak memasukkan pembelian Louisiana sebagai salah satu dari hasil
prestasinya, padahal catatan itu dia sendiri yang tulis).
Jefferson terpilih lagi jadi Presiden tahun 1804 tetapi tahun 1808 dia
berkeputusan tidak mau jadi Presiden untuk ketiga kalinya. Berarti dia
memperkokoh langkah yang pernah diambil oleh George Washington. Jefferson
pensiun pada tahun 1809 dan satu-satunya langkah berikutnya yang bersifat
kegiatan pemerintahan adalah mendirikan Universitas Virginia (diresmikan tahun
1819). Dengan begitu dia bisa saksikan sebagian dari rencana yang pernah
diusulkannya didalam dewan perwakilan Virginia walaupun baru terealisir empat
puluh tiga tahun kemudian. Jefferson wafat tanggal 4 Juli 1826, pada hari ulang
tahun kelima Deklarasi Kemerdekaan, sesudah perjalanan hidup yang penuh dengan
pergulatan --dan juga kebahagiaan-- selama lebih dari delapan puluh tiga tahun.
Bakatnya
banyak sekali disamping bakat politik. Dia kuasai lima atau enam bahasa asing,
dia peminat serius pengetahuan alam dan matematik, dia petani yang berhasil
yang bergelimang dengan cara pertanian ilmiah. Dan juga dia produser
barang-barang, seorang penemu walau dalam ukuran kecil dan juga seorang arsitek
yang pandai.
Berhubung bakat dan kualitas pribadinya yang begitu menonjol, sering orang
berlebih-lebihan menilainya, melampaui pengaruh yang sesungguhnya yang dia
punyai dalam sejarah. Jika kita mau secara cermat menilai arti pentingnya,
mungkin kita mesti berangkat dari ihwal Deklarasi Kemerdekaan, karena pada
tingkat perencana dianggap itu sebuah hasil kerja Jefferson yang besar. Pertama
yang perlu dicatat Deklarasi Kemerdekaan itu bukanlah bagian dari hukum
pemerintahan Amerika Serikat karena arti pentingnya terletak pada kenyataan
bahwa deklarasi itu merupakan cetusan dari cita-cita Amerika. Lebih dari itu,
cita-cita yang terkandung didalamnya tidaklah asli buah pikiran Jefferson
melainkan sebagian terbesar berasal dari tulisan-tulisan John Locke. Deklarasi
Kemerdekaan bukanlah sebuah falsafah yang tulen asli, dan juga memang tidak
dimaksud begitu melainkan sebuah pernyataan ringkas tentang keyakinan yang
sudah jadi anutan banyak orang Amerika.
Juga
bukanlah karena kehebatan Jefferson dalam penyusunan kalimat-kalimat deklarasi
yang mendorong bangsa Amerika
memproklamirkan kemerdekaannya.
Perang Revolusioner pada hakikatnya pecah bulan April 1775 (lebih dari setahun
sebelum Deklarasi Kemerdekaan) yang bermula dari pertempuran Lexington dan
Concord. Di bulan-bulan sesudah pertempuran itu, daerah jajahan Amerika
menghadapi keputusan kritis: haruskah mereka sebaiknya menuntut langsung
kemerdekaan ataukah harus berkompromi dengan pemerintah Inggris? Pada musim
semi tahun 1776, gairah memilih las anve pertama tumbuh makin kuat di Kongres
Kontinental. Dan bukan pula Jefferson melainkan Richard Henry Lee dari Virginia
yang pada tanggal 7 Juni secara resmi mengusulkan agar Amerika yang dijajah
menyatakan dirinya merdeka dari Inggris. Kongres mengambil keputusan menunda
pemungutan suara atas usul resolusi Lee beberapa minggu dan membentuk sebuah
panitia dibawah pimpinan Jefferson untuk menyusun sebuah pernyataan kepada umum
las an-alasan menyatakan kemerdekaan. (Anggota-anggota panitia lainnya dengan
bijak mempersilahkan Jefferson menyusun rancangan deklarasi sendirian). Kongres
menyidangkan lagi acara resolusi Lee tanggal 1 Juli dan di hari berikutnya
ketika pemungutan suara usul itu diterima bulat. Pada pemungutan suara tanggal
2 Juli itulah keputusan kritis menyangkut pernyataan kemerdekaan dipecahkan.
Baru sesudah resolusi itu diterimalah rancangan susunan Jefferson untuk
diperdebatkan. Resolusi itu diterima Kongres (dengan beberapa perubahan) dua
hari kemudian tanggal 4 Juli 1776.
Apabila
Deklarasi Kemerdekaan dianggap tidak begitu penting seperti umumnya dikira
orang, apakah ada karya-karya lain yang las menempatkannya dalam kedudukan
tinggi dalam daftar urutan buku ini? Dalam catatan di batu nisannya, Jefferson
menyebut dua hasil karya yang dia harap las dikenang orang. Pertama, peranannya
dalam kaitan pendirian Universitas Virginia meski sebetulnya tidaklah begitu
menentukan, las an belum memadai syarat pencantumannya dalam daftar urutan ini.
Kedua, karyanya selaku penulis Statute of Virginia for Religions Freedom yang
mampu cukup berbobot dan punya makna. Tentu saja, gagasan umum mengenai
kebebasan beragama telah pernah dicetuskan oleh pelbagai filosof kenamaan
sebelum Jefferson, termasuk John Locke dan Voltaire. Tetapi perundang-undangan
lebih maju dari gagasan yang dianjurkan Locke. Lebih jauh dari itu, Jefferson
seorang politikus yang aktif yang berhasil merealisir pikirannya ke dalam
bentuk undang-undang, dan usul Jefferson mempengaruhi las a-negara bagian lain
tatkala mereka membuat perundang-undangan mengenai hak-hak asasi.
Hal itu menggoda pertanyaan lebih lanjut: sampai sejauh mana saham yang
disumbangkan Jefferson dalam hal pengesahan undang-undang tentang hak asasi
federal? Jefferson memang wakil dari mereka yang menggandrungi jaminan hak-hak
asasi dan memang dia salah seorang dari pemuka intelektual dari kelompok itu.
Tetapi, Jefferson tidak berada di dalam las a antara tahun 1784 hingga akhir
1789, sehingga tentu saja tidak terlibat tatkala perdebatan pembicaraan hak-hak
asasi di masa sulit-sulitnya menjelang konvensi konstritusi. James Madison-lah
yang pegang peranan kunci dan berhasil melakukan amandemen lewat Kongres.
(Kongres mengesahkan amandemen itu tanggal 25 September 1789, sebelum Jefferson
kembali ke Amerika Serikat).
Dapatlah
dikatakan, bukanlah langkah tindakan resini Jefferson, melainkan sikap-sikapnya
yang paling dalam mempengaruhi Amerika Serikat. Tetapi, masih las diragukan
sejauh mana gagasan-gagasan Jefferson diterima oleh rakyat Amerika. Orang
banyak yang menyanjung nama Thomas Jefferson, mendukung kebijaksanaan politik,
yang justru bertentangan dengan pendapat Jefferson sendiri. Misalnya, Jefferson
yakin betul dengan apa yang sekarang kita sebut “pemerintahan kecil.” Suatu
ungkapan karakteristik (berasal dari pidato pelantikannya): “… yaitu sebuah
pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti
lainnya, yang akan memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan
perbaikan hidup …” Mungkin titik tolak Jefferson benar, tetapi pemilihan umum
dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kata-katanya tidak
meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang
mati-matian pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan konstitusi terletak
pada tangan Mahkamah Agung, yang las pula dengan demikian mengeluarkan las
yang tidak konstitusional kendati sudah disepakati Kongres. Pendapat
macam ini, dia las , bertentangan dengan prinsip pemeritahan demokratis.
Kalimat-kalimat sebelumnya mungkin lebih memperjelas bahwa Jefferson
sesungguhnya pengaruhnya kecil dan tak layak punya tempat di buku ini.
Tetapi jika orang terlampau terpukau oleh pohon-pohon, dia akan kehilangan
gambaran tentang hutan secara keseluruhan. Kalau orang mau mundur agak
selangkah dan mencoba menilai karier Jefferson dalam skala yang lebih besar,
orang akan segera dapat melihat mengapa Jefferson dilukiskan sebagai “juru
bicara kebebasan manusia yang menonjol.”
Mestikah
Thomas Jefferson ditempatkan lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang George
Washington? Kemerdekaan Amerika dan lembaga-lembaga demokratisnya didirikan
oleh usaha bersama orang-orang yang penuh ide dan orang-orang yang kerja keras.
Jika keduanya sama pentingnya, saya percaya secara umum ide merupakan las a
sumbangan yang lebih penting. Di segi eksekutif, George Washington nyata-nyata
memainkan peranan las an. Penghargaan kepada mereka yang mencetuskan ide harus
—mau tidak mau—dibagi diantara sejunilah besar orang, termasuk orang-orang
Amerika seperti Jefferson dan James Madison dan orang-orang Eropa seperti John
Locke, Voltaire dan banyak lagi lainnya. Atas dasar las an itu, Thomas
Jefferson di samping bakatnya yang besar dan bobotnya, ditempatkan dalam urutan
di bawah George Washington di buku ini.
Tipe kepemimpinan seseorang dapat ditentukan berdasarkan indikator sebagai
berikut:
- Persepsi
seorang pemimpin mengenai peranannya sebagai pemimpin.
Persepsi adalah pandangan seseorang
tentang sesuatu objek yang didapatnya dari lingkungan dia berada. Cara pandang
ini akan mewarnai cara seseorang melihat kperanannya sebagai pemimpin, baik yang
berkaitan dengan hubungan dengan bawahannya, bagaimana proses pengambilan
kepurusan yang dilakukannya, sejauhmana keterlibatan bawahan dalam pengambilan
keputusan.
- Nilai-nilai
yang dianut.
Nilai-nilai adalah suatu keyakinan
yang dijunjung tinggi dalam berprilaku. Nilai-nilai berhubungan dengan
lpandangan seseorang tentang baik dan buruk, benar dan salah. Nilai-nilai akan
terus melekat pada orang tersebut.
- Sikap
Sikap adalh kecenderungan seseorang
untuk berbuat. Sikap ini ada yang bersifat positif tetapi ada yang bersifat
negatif.
- Perilaku
Perilaku adalah suatu tindakan
seseorang ditampilkan seseorang sebagai respons terhadap stimulus yang
diterimanya. Dalam hal ini bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain
dalam kehidupan organisasional. Hal ini sebagai dasar untuk dapat memahami
karekteristik yang dimiliki oleh seorang sebgai wahan untuk menjalankan
kepemimpinannya.
- Gaya
kepemimpinan
Adalah lperilaku yang sering
ditampilkan oleh seorang kpemimpin. Jadi dalam hal ini adalah mendalami
cara-cara yang disenangi dan digunakan koleh seorang sebagai wahana untuk
menjalankan kepemimpinannya.
Analisis kepemimpinan berdasarkan
ciri-ciri
Pakar kepemimpinan yang mendalami
berbagai aspek, masalah dan pendekatan tenatang kepemimpinan yang efektif
sepakat bahwa salah saru pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan
menganalisis kepemimpinan berdasarkan sifat yang menjadi idaman setiap orang
yang meduduki jabatan pimpinan. Adapun sifat-sifat ideal tersebut antara lain
dapat dilihat sebagai berikut:
- Pengetahuan
umum yang luas,
- Kemampuan
bertumbuh kembang,
- Sifat
yang inkusitif,
- Kemampuan
analitik,
- Daya
ingat yang kuat,
- Kapasitaf
integratif,
- Keterampilan
berkomunikasi secara efektif,
- Keterampilan
mendidik,
- Rasionalitas,
- Pragmatisme,
- Kemampuan
menentukan peringkat prioritas,
- Kemampuan
membedakan yang urgen dan yang penting,
- Naluri
tepat waktu,
- Rasa
kohesi yang tinggi,
- Rasa
relevasi yang tinggi,
- Menjadi
pendengan yang baik,
- Fleksibilitas,
- Ketegasan,
- Keberanian,
- Orientasi
masa depan,
- Sikap
yang antisipatif dan proaktif.
Analisis Kepemimpinan Perilaku
Kalau pada awalnya analisis
kepemimpinan sifat, studi selanjutnya para ahli mulai bergeser kepada
pendekatan perilaku. Hal ini dapat disangkal karena pendekatan ini adalah
Fleishmen, Holpin dan Qiner, Hemphill dan Coons. Ada dua macam dimensi utama
perilaku yang dikenal yaitu:
- Dimensi
Konsidersi (K)
·
Ramah tamah,
·
Mendukung dan membela bawahan,
·
Mau berkonsultasi,
·
Mau mendengarkan bawahan,
·
Mau menerima usul bawahan,
·
Memikirkan kesejahteraan bawahan,
·
Memperlakukan bawahan setingkat dirinya.
- Dimensi
Inisiasi (S)
·
Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek,
·
Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan,
·
Memberi standar tertentu atas pekerjaan,
·
Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuan.
Analisis kepemimpinan kontingensi
Pada Kepemimpinan Kontingensi ada
empat macam model kepemimpinan yaitu: Model Fiedler (1974), Model House’s Path
Goal (1974), Model Vroom Yetton (1973), dan Model Situasi (1977).
Ada dua hel yang diperhatikan koleh
teori Kontingensi yaitu:
1.
Sistem motivasi
a.
Perilaku pemimpin yang task motivated dan
b.
Pemimpin yang relationship motivated.
2.
Variabel-Variabel Situasional
·
Model Fiedler
Ada tiga macam elemen penting yang
akan menentukan gaya / perilaku kepemipinan efektif
o
Hubungan antara pemimpin dengan bawahan
o
Struktur tugas
o
Kewibawaan kedudukan pemimpin
·
Model House’s Path-Goal
o Variabel Karakteristik
anak buah
o Variabel Struktur
tugas
·
Model Vroom Yetton
Pada model ini menyoroti lima perilaku kepemimpinan mulai dari tingkat otokrasi
yang tinggi sampai dengan tingkat kpartisipatif yang tinggi.
·
Model Kepemimpinan Situasi
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan situasi lahir, karena teori sifat tidak
bisa memberikan banyak jawaban dalam kepemimpinan sehingga korang beralih pada
penelaah situasi, sebab mereka percaya bahwa pemimpin merupakan produk situasi.
Dari hasil berbagai penelaahan timbul suatu pemikiran, yang mendasar
bahwa kepemimpinan dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, dimana pemimpin
itu melaksanakan tugasnya. Faktor-faktor situasional tersebut, misalnya: jenis
pekerjaan, lingkungan organisasi, karakteristik individu yang terlihat dalam
organisasi tersebut. Pendekatan ini memberikan arti yang cukup banyak bagi para
manajer dalam praktek yaitu dengan memasukkan pertimbangan situasi secara
keseluruhan dalam rancangan kegiatan.
Analisis Kepemimpinan Thomas
Jefferson
berdasarkan multi indicator. Berbicara tipe kepemimpinan seseorang sebenarnya
pada setiap orang terdapat tipe yang paling mendasar yang merupakan warna dasar
dari kepribadian seseorang. Artinya banhwa pada setiap orang terdapat tipe yang
paling dkominan, tetapi dalam kenyataan bagi seorang pemimpin yang mampu
membaca situasi yang dihadapinya maka tipe yang mendasar tidak akan
ditonjolkan, dia akan menyesuaikan tipe kepemimpinannya sesuai dengan situasi
yang dihadapi.
Berdasarkan teori tersebut analisa
kami terhadap kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator adalah
sebagai berikut,
1.
Analisis Kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator
Berbicara
tipe kepemimpinan seseorang sebenarnya pada setiap orang terdapat tipe yang
paling mendasar yang merupakan warna dasar dari kepribadian seseorang. Artinya
banhwa pada setiap orang terdapat tipe yang paling dkominan, tetapi dalam
kenyataan bagi seorang pemimpin yang mampu membaca situasi yang dihadapinya
maka tipe yang mendasar tidak akan ditonjolkan, dia akan menyesuaikan tipe
kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Berdasarkan teori tersebut analisa
kami terhadap kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan multi indikator adalah
sebagai berikut,
Tipe dan Gaya kepemimpinan Thomas
Jefferson
A. Tipe Laissez Fire
Dilihat dari kepemimpinan Thomas
Jefferson bisa disimpulkan bahwa ia termasuk pemimpin dengan tipe Laissez
Faire. Berikut analisanya,
1. Gaya
o
Pengambilan keputusan diserahkan ke pimpinan lebih rendah bahkan kepada petugas
operasional.
Analisa ini didasarkan pada fakta
bahwaThomas Jefferson merupakan satu-satunya presiden Amerika 2 periode
jabatan yang tidak pernah melarang (veto) RUU.
Walaupun pendahulunya John Adams
adalah yang pertama yang tidak pernah melaksanakan hak veto, namun Jefferson
adalah presiden pertama dalam 2 masa jabatan yang tidak pernah menggunakan hak
veto ini. Hal ini diterima kalau ia tidak pernah memveto sebuah RUU karena
Jefferson percaya bahwa kepala eksekutif harus memainkan peran yang terbatas,
hanya sebatas peran sebagai perawat/pengurus di dalam pemerintahan.
o
Interfensi pimpinan sangat minim.
Analisa ini didasarkan pada fakta
yang menyatakan bahwa Thomas Jefferson adalah seorang pembicara yang
kurang baik.
Walaupun dia memiliki bakat dalam
menulis dan berbicara, Jefferson tidak pernah pandai dalam menjadi pembicara di
depan umum. Ketika dia harus berbicara di depan umum, dia sering berguman dan
berbicara dengan suara yang sulit didengar yang membuat orang-orang sulit untuk
mendengar apa yang dia bicarakan. Itu tidak berarti bahwa pidaronya tidak
ditulis dengan baik atau tidak ada artinya. Dia hanya tidak bisa membawakannya
di depan keramaian. Ketakutannya dalam berbicara di depan umum membuatnya
menjadi seorang presiden yang menghindari sorotan publik. Untuk alasan ini, dia
memulai tradisi mengirimkan pesan negara kepada Kongres dalam bentuk tulisan,
sehingga dia tidak perlu menghadiri kongres tersebut. Hal ini membuktikan bahwa
Thomas Jefferson memiliki interfensi yang sangat minim terhadap kepemimpinannya
di Amerika dan tidak pernah menghadiri setiap kongres di Amerika.
B. Tipe Demokratik
1.
Persepsi
o Thomas Jefferson sangat
menghargai rakyatnya mengenai
kebebasan beragama.
Analisa ini di dasarkan berdasarkan salah
satu usulan Jefferson yakni Statute of Virginia for Religion Freedom. Seorang
Thomas Jefferson, meskipun dia adalah orang yang sangat relijius, dia percaya
bahwa kepercayaan adalah masalah pribadi setiap manusia. Dia percaya bahwa
pemerintah tidak mempunyai wewenang untuk mencampuri urusan agama seseorang.
Dia memainkan peran utama dalam penyusunan Undang-Undang Virginia dalam
kebebasan beragama pada tahun 1786. Perundang-undangan itu menyangkut
kemerdekaan agama sungguh mengesankan bahkan mengagumkan karena di dalamnya
terkandung toleransi agama dan sekaligus ketegasan adanya pemisahan antara
agama dan negara (Sebelumnya gereja anglikan merupakan agama resmi di
Virginia).
Percaya dengan Anda agama itu adalah masalah yang terletak hanya antara manusia
dan Tuhannya, bahwa Dia memiliki hutang tidak pada pertanggungjawaban kepada
iman atau ibadah kepada-Nya, dan bahwa kekuasaan sah pemerintah hanya pada
tindakan saja, bukan pendapat, Jefferson merenungkan ini dengan daulat dan
hormat kepada seluruh rakyat Amerika yang mendeklarasikan bahwa badan
legislatifnya tidak harus membuat hukum tentang penetapan agama, atau
pelarangan praktek bebas dari agama tersebut.
o
Thomas Jefferson memiliki pemikiran bahwa organisasi sebagai totalitas. Analisa
ini didasarkan dari salah satu usulan Jefferson yang tertera pada
Perundang-Undangan Virginia yang menegaskan adanya pemisahan antara agama dan
pemerintahan. Jefferson berfikir bahwa pemerintahan merupakan suatu organisasi
yang mutlak dimiliki oleh setiap negara, sedangkan agama merupakan suatu
keyakinan dan kepercayaan setiap manusia sebagai makhluk Tuhan dan bebas untuk
memeluk agama dan kepercayaan yang diyakininya.
2. Gaya
o
Thomas Jefferson memiliki kesungguhan dalam memperlakukan bawahan sebagai
manusia.
Analisa ini berdasarkan fakta
bahwa secara terang-terangan menentang perbudakan. Meskipun fakta menyebutkan
bahwa Jefferson memiliki budak selama hidupnya, namun dia menentang perbudakan.
Ketika dia mewakili Virginia dalam Continental Congres pada tahun 1783, dia
mengusulkan sebuah rancangan undang-undang yang akan melarang segala bentuk
perbudakan pada semua wilayah baru diakuisis pemerintah federal. Jefferson
sangat maju dalam hal pemikiran social. Pada masanya sampai-sampai banyak
gagasan yang kini diterima disemua tempat di Amerika Serikat yang terlalu
ekstrim untuk diterapkan pada masanya. Misalnya, Jefferson tetap memperjuangkan
kebebasan budak seabad sebelum Abraham Lincoln dan perang saudara (Civil War)
menuntaskannya.
3. Nilai
·
Jefferson memiliki
political value yang manusiawi.Jefferson memulai karier politiknya sebagai
anggota Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769.
Disanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide
demokratis. Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan
rakyat, dan ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang
yang ia perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom.
Jefferson dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk
meloloskan undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah
Jefferson meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang
kebebasan beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of
Rights ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa Thomas
Jefferson menjunjung tinggi kemanusiaan dalam hal kebebasan beragama.
Selain
itu ia juga menulis deklarasi dengan kata-kata, “Saat hidup bermasyrakat,
adalah penting untuk suatu masyarakat melarutkan ikatan politik yang telah
mengikat mereka saru sama lain ….” Dan melanjutkannya dengan pernyataan
yang menggeparkan: Kami memegang kebenaran itu sebagai suatu kenyataan,
bahwa semua manusia diciptakan sama, dibekali oleh Pencipta dengan hak-hak yang
melekat padanya dan tak dapat diambil, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan,
dan kesejahteraan, sehingga untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah ada untuk
mausia, memperoleh kekuasaan yang adil atas izin rakyat.. Kongres
kemudian mengganti kata “melekat” dengan kata “tertentu”.
4. Sikap
o Thomas Jefferson selalu
melakukan pendekatan yang bersifat
edukatif.
Analisa ini berdasarkan salah satu
usulan Jefferson yakni Bill for More General Diffusion of Knowledge. Usulan
Jefferson perihal pendidikan antara lain :
a.
pemberian pendidikan dasar kepada semua orang,
b.
pendirian sebuah universitas pemerintah buat mereka yang berbakat, layak
mendapat pendidikan tinggi,
c. adanya system
beasiswa.
Analisa ini juga didasarkan pada
pemikiran Jefferson yaitu,
“Tidak ada tempat penyimpanan yang
aman bagi kekuatan pokok masyarakat, selain dalam tubuh masyarakat itu sendiri,
dan jika kita pikir mereka tidak cukup bijaksana untuk melatih kekuatan mereka
dengan hikamat yang berfaedan, maka jalan keluarnya bukanlah mengambil kekuatan
itu dari mereka, namun dengan menginformasikan hikmat mereka melalui
pendidikan”
Jefferson melakukan rencana yang
ekstrim yakni pendidikan gratis. Program itu adalah dasar dari sistem
sekolah negeri yang kini ada di Amerika Serikat.
o
Thomas Jefferson memiliki pemikiran bahwa organisasi sebagai totalitas.
Analisa ini didasarkan dari salah
satu usulan Jefferson yang tertera pada Perundang-Undangan Virginia yang
menegaskan adanya pemisahan antara agama dan pemerintahan. Jefferson berfikir
bahwa pemerintahan merupakan suatu organisasi yang mutlak dimiliki oleh
setiap negara, sedangkan agama merupakan suatu keyakinan dan kepercayaan
setiap manusia sebagai makhluk Tuhan dan bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaan yang diyakininya.
5. Gaya
o Thomas Jefferson memiliki
kesungguhan dalam memperlakukan
bawahan
sebagai manusia.
Analisa
ini berdasarkan fakta bahwa secara terang-terangan menentang perbudakan.
Meskipun fakta menyebutkan bahwa Jefferson memiliki budak selama hidupnya,
namun dia menentang perbudakan. Ketika dia mewakili Virginia dalam Continental
Congres pada tahun 1783, dia mengusulkan sebuah rancangan undang-undang yang
akan melarang segala bentuk perbudakan pada semua wilayah baru diakuisis
pemerintah federal.
Jefferson sangat maju dalam hal
pemikiran social. Pada masanya sampai-sampai banyak gagasan yang kini diterima
disemua tempat di Amerika Serikat yang terlalu ekstrim untuk diterapkan pada
masanya. Misalnya, Jefferson tetap memperjuangkan kebebasan budak seabad
sebelum Abraham Lincoln dan perang saudara (Civil War) menuntaskannya.
6. Nilai
o
Jefferson memiliki political value yang manusiawi.
Jefferson memulai karier politiknya
sebagai anggota
Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada 1769. Disanalah ia
dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide demokratis.
Jefferson percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan ia
mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia
perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson
dan teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan
undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson
meninggalkan House of Burgesser, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan
beragama disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights
ditambahkan dalam Undang-Undang. Hal ini membuktikan bahwa
o
Thomas Jefferson menjunjung tinggi kemanusiaan dalam hal kebebasan beragama.
Selain itu ia juga menulis deklarasi
dengan kata-kata, “Saat hidup bermasyrakat, adalah penting untuk suatu
masyarakat melarutkan ikatan politik yang telah mengikat mereka saru sama lain
….” Dan melanjutkannya dengan pernyataan yang menggeparkan: Kami
memegang kebenaran itu sebagai suatu kenyataan, bahwa semua manusia diciptakan
sama, dibekali oleh Pencipta dengan hak-hak yang melekat padanya dan tak dapat
diambil, diantaranya adalah kehidupan, kebebasan, dan kesejahteraan, sehingga
untuk melindungi hak-hak itu, pemerintah ada untuk mausia, memperoleh kekuasaan
yang adil atas izin rakyat.. Kongres kemudian mengganti kata “melekat” dengan
kata “tertentu”.
C.
Tipe kharismatis
·
Thomas Jefferson memiliki kesederhanaan sebagai mantan presiden Amerika
Serikat.
Buktinya yaitu di atas batu
nisannya tidak disebutkan bahwa dirinya adalah seorang mantan presiden Amerika.
Jefferson dikuburkan di Monticello, pada bukit dekat rumahnya. Tulisan di batu
nisannya terbaca sebagai berikut : “Here was buried Thomas Jefferson, Author of
the Dec laration of American independence, of the statute of Virginia for
religious freedom, and father of the university of Virginia.” (disini
dimakamkan Thomas Jefferson penulis deklarasi kemerdekaan Amerika, pemrakarsa
undang-undang Virginia dalam kebebasan beragama dan bapak dari Universitas
Virginia). Dilaporkan bahwa tidak ada kalimat di dalam batu nisan tersebut
kalau dia adalah presiden Amerika.
· Thomas Jefferson
memiliki aura seorang pemimpin yang positif.
Analisa ini berawal dari sifatnya
yang pemalu dan menutup diri dengan orang asing, pikirannya yang tajam, sopan
santunnya, kejeniusannya, dan keramahannya membuat mudah disukai. John Adams
mengatakan,”Jefferson sangat akurat, jujur,eksplisit,dan meyakinkan dalam
percakapan sehingga saya langsung menyukainya. Dari penilaian John Adams
terhadap Jefferson, ia merupakan salah seorang pemimpin yang memiliki aura
positif.
·
Thomas Jefferson memiliki talenta atau bakat dalam bidang musik.
Jefferson adalah pemain biola yang
sangat berbakat. Selama masa kecilnya, ia berlatih bermain biola selama
berjam-jam setiap sore. Dia juga suka menyanyi dan bersenandung untuk dirinya.
Hari-harinya yang sebagai pemain biola yang berakhir pada tahun 1786,ketika ia
mengalami patah pergelangan tangannya ketika berusaha mengesankan wanita
pergelangan tangannya tidak pernah sepenuhnya pulih semenjak itulah ia berhenti
bermain biola.
2.
Analisis
kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan ciri-ciri.
o Thomas Jefferson memliki
keterampilan mendidik kepada rakyatnya.Usul-usul Jefferson perihal pendidikan
antara lain: pemberian pendidikan dasar kepada semua orang; pendirian sebuah
universitas pemerintah buat mereka yang berbakat layak mendapat pendidikan tinggi;
adanya sistem beasiswa. Rencana pendidikan Jefferson ini tidak diterima oleh
negara bagian Virginia saat itu, kendati rencana serupa belakangan dilaksanakan
oleh lain-lain negara tanpa kecuali. Analisa ini berdasarkan pendapatnya yang
menyatakan bahwa "Tidak ada tempat penyimpanan yang aman bagi kekuatan
pokok masyarakat," tulis Jefferson, "selain dalam tubuh masyarakat
itu sendiri; dan jika kita pikir mereka tidak cukup bijaksana untukmelatih
kekuatan mereka dengan hikmat yang berfaedah, maka jalan keluarnya bukanlah
mengambil kekuatan itu dari mereka, namun dengan menginformasikan hikmat mereka
melalui pendidikan."
o
Thomas Jefferson memiliki kapasitas integratif yang tinggi dan memiliki
ketegasan sebagai seorang pemimpin. Perundang-undangan menyangkut kemerdekaan
beragama sungguh mengesankan bahkan mengagumkan karena didalamnya terkandung toleransi
agama dan sekaligus ketegasan adanya pemisahan antara agama dan
negara. (Sebelumnya, Gereja Anglikan merupakan agama resmi di Virginia). Memang
ada penentangan terhadap usul Jefferson ini tetapi ujung-ujungnya disetujui
juga oleh dewan perwakilan Virginia (1786). Gagasan serupa juga segera
disetujui dalam UU tentang hak-hak asasi oleh lain-lain negara bagian, dan
akhirnya disetujui pula dalam UUD Amerika Serikat sendiri.
Sikap ketegasannya sebagai seorang pemimpin juga tercermin saat Jefferson jadi
Gubernur Virginia dari tahun 1779 sampai 1781. Lantas dia "pensiun"
dari kehidupan politik. Selama masa ngaso ini dia menulis satu-satunya bukunya
Notes on the State of Virginia, ihwal negara bagian Virginia. Buku ini antara
lain memuat sikap Jefferson yang tegas dan terang-benderang tentang anti
perbudakannya.
o
Thomas Jefferson memiliki kemampuan dalam menentukan peringkat prioritas
Selaku Presiden, Jefferson moderat
berbuat baik-baik saja terhadap bekas lawan-lawan politiknya, dan dengan
demikian menanamkan tradisi politik yang membudaya buat Amerika Serikat di
masa-masa berikutnya. Puncak dari puncak peninggalan abadi yang diberikannya
selama dalam masa jabatan presiden adalah langkah pembelian Louisiana yang
berakibat membuat wilayah Amerika Serikat hampir dobel luasnya. Pembelian
Louisiana mungkin merupakan perpindahan pemilikan daerah terbesar secara damai
sepanjang sejarah. Ini pada gilirannya membuat Amerika Serikat sebuah negara
besar dan kuat di dunia, walhasil punya arti penting berjangka jauh.
o
Thomas Jefferson memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif.
Analisa ini berdasarkan fakta bahwa
Jefferson menguasai lima atau enam bahasa asing. Ini merupakan salah satu
kelebihannya sebagai seorang pemimpin sehingga memudahkannya untuk
berkomunikasi dengan baik.
o
Thomas Jefferson memiliki keberanian dalam menyampai suatu pendapat yang ia
junjung tinggi dalam memimpin Amerika Serikat.
Jefferson yakin betul dengan apa
yang sekarang kita sebut "pemerintahan kecil." Suatu ungkapan
karakteristik (berasal dari pidato pelantikannya): "... yaitu sebuah
pemerintahan yang bijak dan ekonomis yang akan mencegah orang menyakiti lainnya,
yang akan memberikan keleluasaan bebas mengatur hasrat industri dan perbaikan
hidup ..." Mungkin titik tolak Jefferson benar, tetapi pemilihan umum
dalam masa empat puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kata-katanya tidak
meyakinkan mayoritas rakyat Amerika. Misal kedua. Jefferson menentang
mati-matian pandangan bahwa kekuasaan terakhir menafsirkan konstitusi terletak
pada tangan Mahkamah Agung, yang bisa pula dengan demikian mengeluarkan hukum
yang tidak konstitusional kendati sudah disepakati Kongres. Pendapat macam ini,
dia pikir, bertentangan dengan prinsip pemeritahan demokratis.
o
Thomas Jefferson merupakan pemimpin yang akurat, jujur dan eksplisit. Jefferson
lulus dari William and Mary College di Virginia pada 1762, mengambil hukum
sebagai profesinya. Meski ia pemalu dan menutup diri dengan orang asing,
pikirannya yang tajam, sopan santunnya, kejeniusannya, dan keramahannya
membuatnya mudah disukai. Analisa ini berdasarkan pendapat John Adams
terhadap Jefferson yang mengatakan, "Jefferson sangat akurat, jujur,
eksplisit, dan meyakinkan dalam percakapan sehingga saya langsung
menyukainya."
o
Thomas Jefferson memiliki orientasi masa depan yang baik khususnya menciptakan
demokrasi yang seutuhnya.
Jefferson memulai karier politiknya
sebagai anggota Virginia House of Burgesses (Dewan Legislatif Virginia) pada
1769. Di sanalah ia dikenal sebagai seorang liberalis yang kuat dengan ide-ide
demokratis. Ia percaya bahwa kekuatan politik harus ada di tangan rakyat, dan
ia mendukung kebebasan beragama dan media. Salah satu undang-undang yang ia
perkenalkan adalah Statute of Virginia for Religious Freedom. Jefferson dan
teman-temannya melalui perjuangan panjang dan pahit untuk meloloskan
undang-undangnya tersebut. Akhirnya pada 16 Januari 1786, setelah Jefferson meninggalkan
House of Burgesses, piagam pertama untuk undang-undang kebebasan beragama
disetujui. Piagam itu kemudian menjadi teladan saat Bill of Rights ditambahkan
dalam Undang-Undang.
o Thomas Jefferson
memiliki rasa kohesi yang tinggi.
Setelah melalui perdebatan dan
beberapa perubahan atas saran John Adams, Benjamin Franklin, dan Kongres
Declaration of Independence disetujui pada 4 Juli 1776 tanggal yang kini
diperingati setiap tahun sebagai HUT Amerika Serikat. Abraham Lincoln memahami
makna dari deklarasi tersebut. Jefferson, tulisnya pada 1859, memiliki
ketenangan, pemikiran ke depan, dan kemampuan untuk menuangkan dan mematenkan
kebenaran abstrakk yang dapat diterapkan di segala tempat dan zaman dalam
sebuah dokkumen yang revolusioner, sehingga kini dan di kemudian hari, dokumen
itu bisa menjadi makian dasn batu penghalang bagi pertanda munculnya kembali
TIRANI.
o Thomas Jefferson
memiliki sifat yang inkuisitif.
Kekuasaan tidak memberikan kepuasan
kepadanya, dan Jefferson sering kali merindukan kampung halamannya, bukit
Virginia. Pada 1809, di akhir masa jabatan presiden yang kedua, Ia merasa bahwa
akhirnya ia dapat beristirahat dan menikmati kehidupan pribadi, meninggalkan
teman dengan tetangganya, James Madison yang menggantikannya sebagai presiden.
Mantan presiden yang telah berusia lanjut itu kembali dengan penuh sukacita
kepada keluarganya, buku-bukunya, dan rumahnya di Monticello di mana ia
menghabiskan tujuh belas tahun hidupnya. Karya publik Jefferson yang terakhir
adalah pendirian Universitas Virginia yang dapat dilihat dari rumahnya yang ada
di puncak bukit. Ia merancang bangunannya, kurikulumnya, mengamati
perkembangannya dengan penuh semangat, dan pada usianya yang ke-82, ia menjadi
rektor pertama universitas tersebut.Perhatian yang besar pada dunia pendidikan
tumbuh dari keyakinannya akan pemerintahan demokratis. Ia yakin bahwa rakyat
yang mendapat hikmat dari pendidikan, di bawah institusi demokratis, dapat
memerintah dirinya sendiri dengan lebih baik daripada sistem pemerintahan yang
lain. Ini membuktikan bahwa Jefferson mencerminkan dua hal, yaitu: pertama,
Jefferson tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimilikinya,
kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari hal-hal baru.
3. Analisis kepemimpinan Thomas Jefferson
berdasarkan perilaku.
Berdasarkan perilaku Thomas
Jefferson selama memimpin,
Jefferson termasuk ke dalam Dimensi
Konsiderasi (K)
Dimensi ini lebih dikenal dengan
falsafah kepemimpinan “people
center” karena di dalam dimensi ini
kepentingan bawahan lebih cenderung diperhatikan oleh seorang di dalam
penetapan
perilakunya. Beberapa perilaku
kepemimpinan Thomas Jefferson di dalam dimensi ini antara lain,
1.
Thomas Jefferson sangat menjunjung tinggi toleransi khususnya dalam kebebasan
memilih keyakinan beragama yang tertuang dalam Undang-Undang Virginia
seperti analisis kepemimpinan berdasarkan multi indicator yang telah dijelaskan
di atas.
2.
Thomas Jefferson selalu mendukung dan membela rakyat Amerika Serikat dari
perbudakan dengan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan melarang
segala bentuk perbudakan pada semua wilayah baru diakuisis pemerintah federal.
3.
Thomas Jefferson merupakan sosok pemimpin yang mau mendengarkan bawahan.
4.
Analisis kepemimpinan Thomas Jefferson berdasarkan kontingensi.
o
Jefferson selalu mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapinya dengan bawahan
dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan dengan bawahan, dan
selanjutnya mendelegasikan pengambilan kepputusan seluruhnya kepada bawahannya
o
Lalu ia memberikan bawahannya hak untuk menentukan langkah-langkah bagaimana
keputusan dilaksanakan.
o
Bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan
keputusan sendiri, sebab Jefferson menganggap bawahannya telah memiliki
kecakapan dan dipercaya memikul tanggung jawab untuk mengerahkan dan mengelola
dirinya sendiri. Kalaupun bawahannya itu tidak memiliki kecakapan, Jefferson
menyarankan bahwa pendidikanlah yang diperlukan untuk menjadikan bawahannya itu
menjadi cakap dan bisa menyelesaikan masalahanya.
DAFTAR PUSTAKA
5.
Suhindriyo.1999.biografi singkat presiden-presiden Amerika Serikat.
Yogyakarta:Yayasan Pustaka Nusatama, hal 10